Yes, I’m Seducing You

Bukan dengan paras ataupun lekuk tubuh aku hadir di hadapanmu. Tak ada kedipan genit, kerling senyum apalagi bujuk rayu. Aku bahkan tak hadir dalam nyatamu.

Semua ini hanya kenangan. Jika aku ibaratkan seperti pohon, maka kenangan kita hanyalah pohon yang telah terbakar, mati. Tak bertumbuh lagi. Hanya saja akarnya sudah terlanjur kuat, dan batangnya pun demikian kokoh.

Terkadang kenangan ini menggelitik, menggoda, merayu, seperti saat lehermu terkena helai rambut yang tertiup angin. Membuat kita ingin melayang bersama perasaan itu, memohon untuk bisa ikut terbang, kembali pada momen kenangan.

Rayuan ini tak sederhana. Kubuat mewah sejak dulu adanya. Tak pernah kurencanakan tapi berjalan apa adanya. Menggodamu, bukan hal baru bagiku. Telah kulakukan sejak dulu. Namun ini, hanya godaan tak kasat mata oleh kenangan yang mengakar kuat di memori dan hati kita.

Meninggalkanmu adalah kesalahan paling pahit yang pernah kubuat. Kaki ini tiba tiba kehilangan arah, berjalan tanpa tahu yang dituju. Aku kehilangan sadarku atas apa yang kuperbuat. Sesal pun tinggal sesal, yang menggoda kini hanya kenangan. Sekuat apa biar, rasanya tak akan sanggup mengikatmu lagi.

Biarlahg kusepakati hati. Biar lama dan terasa percuma, harus aku jalani. Tawa dan luka kini kupertanyakan bedanya. Tanpamu, nyata seperti hanya mimpi dan mimpi kuharap jadi nyata.

Kenangan yang merayu ini, biar kita simpan saja disini.